.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Tuesday, June 21, 2011

Mama Rindu, sayang.......


Hari minggu lalu, tanpa rasa apa-apa ketika aku mengantar dua anak perempuanku ke stasiun. Belum terbayang sama sekali dalam benakku bahwa kemudian aku akan merasa rindu. Hanya 19 hari, yah, hanya 19 hari seperti kata  anak pertamaku, perpisahan kami.

Malam pertama aku masih mencoba menahan air mataku. Aku tahu, ketika aku sedih, kangen anak-anakku, mereka pasti merasakannya. Aku tak ingin mereka bersedih, sekuat tenaga kutahan tangisku dengan menyibukkan diri, menonton tv atau bermain-main dengan anak ketigaku, Rizqi.
Siangnya ba’da dzuhur, aku masih belum mampu mengusir rinduku. Kusms suamiku, kukatakan aku rindu sama Zakiah, aku sedih, ingin memeluknya.
Malam kedua. Rasa itu masih tak mampu pergi. Kulihat di HP, ada tujuh kali miscall dari kampung tempat anak-anakku berada. Aku masih di jalan sehabis magrib itu, ada smsnya “Zakiah kangan Ma. Tolong diangkat HPnya”. Hiks, jatuh airmataku, nak, mengapa kita harus berpisah jika rindu terus mengganggu kita. Setelah agak reda tangisku, kutelp anakku, kudengar ceritanya, sambil menahan tangis yang menggantung di mataku. Katanya, “Tadi aku nangis, kangen sama Mama, Besok Mama jemput aku ya. Aku mau sama Mama aja. Tadi aku dibeliin kalung sama gelang sama Mbah, jadi gak nangis lagi”. Aku cuma berpesan, Zakiah gak boleh nangis, nanti kan mama jemput, sekarang main aja ya, harus makan yang banyak biar gak sakit. Sekarang karena sudah malam, zakiah harus tidur.

Malam itu, berderai air mata mengaliri pipiku. Kulihat Rizqi yang tertidur di sampingku. Ternyata meskipun ada anak ketigaku itu, disamping, masih tak mampu menggantikan kerinduanku pada anak-anakku yang lain. Ingatanku melayang, ketika lebih kurang tiga tahun yang lalu, ketika aku mengikuti pelatihan IELTS di Medan. Anak-anak kutitip tempat ibu. Tiga minggu aku pergi, dengan kesedihan yang terus menemani. Setelah kujemput anak-anakku, baru aku tahu, ternyata mereka sakit bergantian selama kepergianku. Menyesal sekali waktu itu, aku jahat dengan membiarkan anak-anakku sakit demi ego dan kepentinganku sendiri.

Tadi pagi, kembali kutelpon kampung tempat ibuku. Zakiah ternyata menangis lagi, kangen sama aku, tapi berhasil dibujuk oleh Mbaknya, Nabila. Nabilaku, diumurnya yang ke delapan dia memang tampak lebih dewasa, mungkin karena dia anak pertama. Nabila bilang, kasihan adek Kia, mama cepet aja kesini. 

Iya sayang, Mama akan secepatnya menjemput kalian. Kalian tunggu Mama ya.

3 comments:

fitr4y said...

bener banget, anak-anak masih merasa nyaman berada di sisi mamanya,

oya mbak,, tugasnya tolong diambil ya,

salam :)

Belajar Photoshop said...

semoga kia dan yg lainnya bisa mengerti iia :) bisa sabar nunggu mamahnya :)

tini said...

@ fitr4y :Insya Allah Mbak Fitry ya. Semoga bisa menjadi lebih mengenal setelah tahu tentang diri masing-masing.

@Belajar Photoshop : Amin.