Selasa, 30 Maret 2010
Lagi-lagi cerita tentang Rizqi yang tiada habisnya. Dia semakin lucu, dan semakin pintar. Dia sekarang sudah mengerti arti uang. Ada uang berarti bisa mendapatkan makanan yang dia sukai.
Hasil terapi dan konsultasi ke jakarta tanggal 13 s.d 15 Maret memang tidak begitu menggembirakan. Hasil terapi selama ini di RS Abdul Muluk ternyata masih kurang optimal, jam terapi Rizqi harus ditambah menjadi 5 kali dalam seminggu. Berat, kecuali jika aku berhenti kerja. Keputusan yang tentu saja tidak mungkin aku ambil.
Dokter mata dan dokter endrikonologi yang menangani Rizqi telah memberikan rujukan ke dokter bedah untuk melakukan operasi atas mata dan testis Rizqi. Haruskah tindakan ini kulakukan? Aku masih banyak mencari jawaban dengan bertanya pada dokter dokter lain. Rasa tidak tega terus menerus menghantuiku. Aku terlalu sayang pada Rizqi dan aku sangat takut ini akan menyakitinya.
