.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Thursday, January 29, 2009

Rizqi



Bulan puasa tahun 2007 seharusnya menjadi hari yang menyenangkan bagiku. Hari dimana anak ketigaku lahir. Tapi hari itu, ternyata hari yang paling menyedihkan seumur hidupku. Anak ketigaku prematur dengan berat 2,2 kg, dan..............yang paling menyedihkan ia sumbing. Jelek, itu pasti. Sampai-sampai aku bilang ke ibu, saat dia menyusu, "aku seperti menyusui monster". Eh, dasar anak-anak, anak keduaku, zakiah, malah manggil adiknya monster. Aduh, kasihan kau, anakku.



Pra Operasi Bibir

24 Oktober 2007 pukul 20.35 Mungkin sudah sangat terlambat untuk mulai menulis buku harian. Kuingat saat-saat mulai kontraksi kamis malam tanggal 4 Oktober lalu. Saat suami tidak ada di rumah, hanya aku dengan ke2 anakku yang masih kecil-kecil. Tapi alhamdulillah, bayiku belum siap keluar, dia hanya memberikan tanda kecil agar aku waspada dan bersiap-siap. Memang, seharusnya sekarang belum saatnya dia lahir. Perkiraan dokter masih akhir bulan depan.Sabtu malam, ternyata sikecil dalam perutku sudah tidak sabar ingin keluar. Tanpa perjuangan yang berat, akhirnya si kecilku lahir dengan selamat pada pukul 23.32 WIB tanggal 6 Oktober 2007/24 Romadhon 1428 H, beda 10 hari dengan hari kelahiranku, dan dia kuberi nama M. Fadhil Rizqi.Perasaan bahagia yang harusnya hadir, menyisakan kehampaan dalam hatiku. Bayi laki-lakiku sumbing (labio palatoschisis) dengan ketuban hijau dan berat hanya 2,2 kg. Begitu lahir, di langsung dibawa pergi. Berbeda dengan kedua puteriku, yang langsung diperlihatkan padaku begitu dia lahir. Hampa. Lebih kurang 8 jam aku terbaring di kamar bersalin dalam kondisi begitu labil, tangis, hanya itu yang dapat kulakukan. Begitu pindah ke kamar, kucoba melupakan bayangan anakku, tapi rasa penasaran membuatku berjalan mendekati tempat anakku yang sedang dpanaskan. Begitu melihat wajahnya dan badannya yang begitu kecil, hatiku bertambah hancur, tak kuasa kutahan tangisku. Dia yang baru lahir sudah harus dusuntik dengan antibiotik sebanyak 6 kali karena bidan takut dia keracunan ketuban. Masih kuingat saat aku menangis melihat bekas darah suntikan di pahanya yang kecil. Kesedihan harus terus berlalu. Kucoba menenangkan diri, dan mensyukuri apa yang telah diamanatkan Allah padaku. Aku sempat putus asa memberikan ASIku pada Rizqi. Di a kelihatan susah ketika menyusu. ASIku tumpah kemana-mana, bahkan aku peras dan aku buang karena bengkak. Setiap malam dia menangis, aku tidak tahu kenapa.

31 Oktober 2007 pukul 21.35. Menyedihkan. Badan rizqi tidak bertambah besar. Padahal ASIku sungguh berlimpah. Aku tidak tahu, bagaimana lagi. Aku sudah berusaha menyusui rizqi setiap saat.

12 November 2007 pukul 11.35
Hatiku hancur. Berat badan rizqi tidak juga bertambah. Beratnya tetap 2,2 kg. Rasanya aku sudah maksimal memberikan ASI. Malam bangun menyusui sampai tidak bisa tidur.Apalagi rizqi tidak mau ditaruh, digendong terus sampai dia tertidur. Kalo ditidurin dia bangun dan menangis. Rizqi sangat jarang BAK dan BAB. Apa dia mengalami sembelit. Aku sampai memberikan buah padanya, walaupun umurnya baru 1 bulan lebih. Tapi dia tidak juga BAB. Tampaknya suamiku takut sekali menyinggung perasaanku. Dia bicara pelan sekali saat itu, mungkin rizqi tidak pup karena makannya kurang. Astaghfirullah. Aku tersentak. Ibu pernah menyatakan pendapatnya kalau rizqi setiap malam menangis karena kelaparan, tapi aku tidak sadar. Ya Allah ampuni aku, yang telah menzolimi hamba-Mu.

1 comment:

Unknown said...

Assalamu'alaykum Ibu Tini,
Saya Iffa Mutmainah.

bila saya ingin menghubungi ibu, apakah ada alamat email yang bisa saya hubungi?

alamat email saya iffa.m.sunman@gmail.com.

terima kasih banyak ibu.

Wassalamu'alaykum