zakiah

Zakiah Hidayatul Husna, putri keduaku.
Ada banyak cerita tentang sedih yang mungkin harus dia alami sejak kecil, bahkan sejak bayi, sejak sebelum ia mengerti arti sakit dan sedih.

Dia adalah seorang bayi yang lucu, badannya berisi. Walau hanya sempat menghisap ASI selama 10 bulan sudah cukup manjadikannya anak yang sehat. Ah, tidak cukup sebenarnya. Statemenku hanyalah alasan untuk menutupi rasa bersalahku tidak mampu menjaga diri hingga akhirnya aku hamil lagi anak ke tigaku pada usianya yang baru 9 bulan.

Kurang kasih sayang, kurang perhatian sehingga sekarang ia lebih sering kuanggap sebagai anak yang nakal. Dan satu hal lagi yang lebih menyedihkanku, dia kurang stimulasi dariku. Perkembangan akademiknya kurang jika dibanding anak seusia dia. Ada satu PR yang saat ini harus aku lakukan buat dia, mengejar ketertinggalannya sebelum dia berumur lima tahun. Dia begitu sering kuabaikan. Begitu sering aku lebih memperhatikan perkembangan adiknya yang memang samapi sekarang pun masih sangat butuh banyak perhatian dariku.

Tetap jadilah anak umi yang manis. Yang akan selalu memberikan kebahagiaan, keceriaan pada keluarga kita. jangan pernah pergi dan meninggalkan umi.